Kicaunews.com– Wacana libur sekolah selama bulan puasa menarik perhatian Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, yang menyatakan dukungannya terhadap gagasan ini.
Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir, menegaskan bahwa keputusan ini sepenuhnya ada di bawah kewenangan kementerian, baik Dikti maupun Dikdasmen.
Haedar menjelaskan, meskipun lembaga pendidikan Muhammadiyah umumnya mengikuti kebijakan pemerintah, mereka memiliki jadwal libur tertentu.
Dalam konteks wacana libur sekolah selama bulan puasa, ia menyarankan agar waktu tersebut digunakan untuk pembinaan akhlak melalui berbagai kegiatan yang terintegrasi dengan pemanfaatan masjid sekolah atau kampus.
PP Muhammadiyah tak hanya mendukung wacana ini, tetapi juga siap menyusun program khusus untuk menggantikan aktivitas belajar-mengajar selama Ramadan.
Bagi Muhammadiyah ada tiga hal penting, Ramadan harus tetap menjadi momen untuk mendidik akhlak, budi pekerti, dan karakter.
Ia juga menyoroti kekhawatiran terhadap generasi muda yang saat ini tumbuh dalam era digital berbasis teknologi Android, yang berisiko menjauhkan mereka dari nilai agama.
Sebelumnya, wacana libur sekolah selama bulan puasa pertama kali diusulkan oleh Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu’ti, pada rapat koordinasi tingkat menteri di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat (Kemenko PM), Jakarta pada Senin, 13 Januari 2025.
(Red/Okt)