Pangandara-kicaunews.com, Pegiat Sarasa Pangandaran, Tedi Yusnanda N, memberikan pandangan kritis terkait jargon kedua pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Pangandaran dalam Pilkada 2024. Pasangan nomor 1, Hj. Citra Pitriyami dan H. Ino Darsono, mengusung slogan “Melesat” atau “Melanjutkan Lebih Pesat,” sementara pasangan nomor 2, H. Ujang Endin dan H. Dadang Solihat, membawa jargon “Hudang” yang berarti bangkit. Kedua pasangan menawarkan visi masa depan Pangandaran di tengah isu Defisit anggaran yang besar, yang oleh banyak pihak bahkan disebut sebagai kebangkrutan. Kamis, (11/10/2024).
Tedi mengingatkan bahwa masyarakat harus bangun dan lebih jeli dalam menilai kandidat. Dukungan Bupati lama terhadap pasangan nomor 1 menimbulkan kesan bahwa Hj. Citra seolah-olah menjadi bayangan dari kepemimpinan sebelumnya. Sebagai anggota legislatif, peran Hj. Citra seharusnya ikut mengawasi pengelolaan anggaran, namun kontribusinya dalam mengawasi Defisit yang terjadi masih dipertanyakan. H. Ino Darsono, yang dikenal sebagai tokoh kritis terhadap kepemimpinan Bupati sebelumnya, kini justru mendapatkan dukungan dari Bupati yang sama, menimbulkan kontradiksi dalam pandangan publik.
Sementara itu, pasangan nomor 2 juga bukanlah wajah baru. Ujang Endin adalah Wakil Bupati dan Dadang Solihat mantan Kepala Badan Pendapatan Daerah. Berdasarkan Pasal 66 UU No. 23 Tahun 2014, Wakil Bupati membantu tugas Bupati dalam menjalankan Pemerintahan Daerah, namun dengan wewenang terbatas. Kepala Badan, dalam hal ini Badan Pendapatan Daerah, mengelola teknis Pendapatan Daerah, tetapi tidak secara langsung mengatur kebijakan anggaran secara keseluruhan. Meski demikian, keduanya tetap berperan dalam kebijakan yang mempengaruhi kondisi keuangan Daerah.
Tedi menegaskan bahwa yang terpenting adalah masyarakat Pangandaran perlu menilai dengan jernih tentang masa depan yang diinginkan. Evaluasi terhadap kepemimpinan sebelumnya harus dilakukan sebagai bagian dari pembelajaran, tanpa melupakan kekurangan yang ada. Namun, fokus utama harus tetap pada pembangunan ke depan.
“Masyarakat harus bebas dari rasa takut atau tekanan, memilih berdasarkan logika dan realitas, bukan jargon semata,” ujar Tedi.
Ia juga mengingatkan agar masyarakat tidak terjebak dalam Politik uang dan harus berani menunjukkan pilihan yang berdasarkan pada pertimbangan yang matang di bilik suara. Masa depan Pangandaran, kata Tedi, adalah tanggung jawab bersama, dan pilihan Pemimpin yang tepat adalah langkah pertama menuju perubahan yang di inginkan.
***NZ***