Pangandaran, kicaunews.com, Tedi Yusnanda N, seorang pegiat yang berdedikasi dari Sarasa Pangandaran, menyoroti praktek keji yang merusak tatanan Demokrasi di Pangandaran pada Pemilu 2024 yaitu Calo Suara yang mengincar para Calon Anggota Legislatif yang malas. Di balik istilah “Ada Uang Caleg Disayang, Tak Ada Uang Caleg Ditendang”, tersimpan ancaman serius bagi proses Demokrasi dan Keadilan Politik.
Menurut Tedi Praktik calo suara, yang menjamur pada para Calon Anggota Legislatif yang malas, menimbulkan kerusakan yang tak terhingga. Mereka menawarkan jasa mereka kepada Calon Anggota Legislatif yang enggan berjuang secara jujur dan berintegritas, dengan mengendalikan opini dan suara masyarakat melalui upaya-upaya yang tidak bermoral. (Senin, 19/02/2024).
Dalam konteks ini, jelas Tedi, istilah “Ada Uang Caleg Disayang, Tak Ada Uang Caleg Ditendang” mencerminkan realitas pahit dalam Politik lokal. Calon anggota legislatif yang bersedia mengucurkan uang kepada calo suara dapat memperoleh dukungan dan perlindungan dalam upaya mereka, sementara mereka yang tidak sanggup atau enggan melakukannya dihadapkan pada tantangan yang lebih besar.
“Akibatnya, integritas proses pemilihan terkikis, dan suara masyarakat menjadi mudah dimanipulasi. Ketidakadilan Politik pun semakin merajalela, dengan kepentingan individu yang mengungguli kepentingan umum. Hal ini tidak hanya merusak Demokrasi, tetapi juga mengancam stabilitas Sosial dan Politik di Pangandaran.” ungkapnya.
Tedi Yusnanda N menegaskan perlunya tindakan segera dan penegakan Hukum yang tegas terhadap para pelaku calo suara. Pemerintah dan lembaga terkait harus bertindak tanpa kompromi dalam memberantas Korupsi Politik dan menjaga integritas Demokrasi.
“Selain itu, Pendidikan Politik dan kesadaran masyarakat perlu ditingkatkan untuk mengurangi rentan terhadap praktik-praktik tidak bermoral seperti calo suara. Masyarakat Pangandaran harus dipersiapkan untuk menjadi pemilih yang cerdas dan bertanggung jawab, yang memilih berdasarkan pada visi dan integritas calon, bukan uang atau janji-janji palsu.” jelasnya.
Tedi Yusnanda N dan Sarasa Pangandaran mengajak semua pihak untuk bersatu dalam menolak praktek calo suara dan memperjuangkan Demokrasi yang sehat dan berkeadilan di Pangandaran.
“Hanya dengan langkah-langkah konkret dan kesadaran kolektif, kita dapat membangun masa depan yang lebih baik bagi Pangandaran yang adil dan berintegritas”. tutup Tedi Yusnanda N dalam perbincangannya.
***NZ***