Setiap perusahaan yang didirikan oleh pelaku bisnis melibatkan hal-hal kompleks dalam aktivitas usahanya, mulai dari kegiatan produksi, pembelian, penjualan, hingga pertukaran produk berupa barang atau jasa dengan klien atau pelanggan.
Ada dua jenis perusahaan yang cukup terkenal di kalangan pelaku bisnis, yakni perusahaan B2B dan B2C. Kedua jenis perusahaan ini memiliki perbedaan yang menonjol dalam melakukan aktivitas usaha tersebut!
Inilah Perbedaan Perusahaan B2B dan B2C
Perusahaan B2B dan B2C adalah istilah yang perlahan mulai dikenal dalam dunia pemasaran, baik konvensional maupun digital. Untuk makin memfamiliarkan diri dengan kedua istilah ini, Anda juga bisa memahami perbedaan perusahaan B2B dan B2C di ulasan berikut ini!
1. Target Pembeli
B2B merupakan singkatan dari Business to Business, sedangkan B2C merupakan singkatan dari Business to Customer. Dilihat dari kepanjangan singkatan dan arti istilahnya saja, Anda bisa tahu bahwa kedua jenis bisnis ini menyasar target pasar yang berbeda. Perusahaan B2B menyasar pelaku bisnis di tingkat organisasi. Sementara itu, perusahaan B2C menyasar konsumen individu.
2. Jumlah Pembelian dan Harga
Karena menjual produk berupa barang dan jasa kepada pelaku bisnis yang akan memanfaatkannya sebagai bahan atau media untuk menjalankan proses usahanya, tentu, jumlah dan nominal harga pemesanan yang dilibatkan dalam transaksi perusahaan B2B dan satu klien bernilai cukup besar. Berbeda dengan perusahaan B2C yang menjual sejumlah barang dengan harga barang yang nominalnya terbilang murah.
3. Motivasi
Motivasi klien dari perusahaan B2B dan pelanggan dari perusahaan B2C juga berbeda. Karena klien perusahaan B2B adalah pelaku bisnis, mereka melakukan pemesanan dengan berorientasi pada keuntungan, efisiensi pekerjaan, hingga investasi untuk bisnisnya.
Sementara itu, pelanggan B2C memiliki motivasi pembelian yang beragam, mulai dari keinginan untuk mencoba produk baru, menginginkan produk yang sedang dijual dengan harga promo, rasa suka terhadap produk, keinginan membeli hadiah, prestise, dan pemenuhan kebutuhan emosional individu lainnya.
4. Durasi Pengambilan Keputusan
Jika pembelian oleh pelanggan perusahaan B2C bersifat emosional, personal, dan digunakan dalam ruang lingkup terbatas, maka klien dari perusahaan B2B lebih mengambil keputusan berdasarkan pertimbangan logis yang akan melibatkan banyak pihak mulai dari direktur, manajer, divisi finansial, legal, hingga pemasaran sehingga prosesnya jauh lebih lama.
5. Hubungan Penjual dan Pembeli
Durasi pengambilan keputusan yang panjang serta rumit antara klien dan perusahaan B2B yang telah dibahas sebelumnya berpengaruh pada keberlanjutan hubungan antara penjual dan pembeli yang akhirnya terjalin dalam bentuk hubungan jangka panjang. Berbeda dengan pelanggan dari perusahaan B2C yang bisa memutuskan untuk berganti toko langganan dengan mudah karena kemudahan proses pembelian.
6. Ekosistem Persaingan Bisnis
Baik perusahaan B2B maupun B2C sama-sama diwarnai dengan tantangan persaingan bisnisnya masing-masing. Perusahaan B2B mungkin unggul dalam hal jumlah kompetitor yang kecil, tetapi mereka akan ditantang untuk menggaet klien dengan mengandalkan faktor reputasi dan koneksi yang terbilang tricky dan saling memengaruhi.
Sementara itu, perusahaan B2C memang memiliki jumlah kompetitor yang sangat tinggi, tetapi bisnis jenis B2C unggul dalam hal kemudahan promosi, periiklanan, dan pemilihan brand ambassador untuk menarik minat serta perhatian customer.
Demikianlah perbedaan sistem dari perusahaan b2b dengan perusahaan B2C yang membuat kedua jenis bisnis ini berada pada kategori bisnis yang berbeda. Perbedaan sistem ini otomatis akan memengaruhi setiap proses yang dilalui dalam perjalanan usahanya, termasuk tipe strategi pemasarannya.
Salah satu perusahaan b2b yang cukup ternama di Indonesia adalah Blibli for Business yang dikemas dalam format penyedia barang dan jasa untuk pelaku bisnis dengan format digital atau e-commerce.
Pengadaan barang dan jasa secara digital oleh Blibli dilakukan dengan tujuan untuk membuat menjangkau pelaku bisnis di berbagai perusahaan dan instansi yang lebih luas. Untuk tujuan itu pula, Blibli meningkatkan jaminan keamanan pada pelanggannya dengan sertifikasi ISO/IEC 27001:2013 serta Computer Security Incident Response Team.