SUMBA, KICAUNEWS.COM- Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) pada tahun 2024, secara nasional masih berada pada peringkat 35 dari 38 provinsi, kondisi tersebut bisa dikatakan terpuruk, dan membuat Pemerintah Provinsi (Pemprov) memberi perhatian serius.
Pada tahun 2025, Pemprov NTT mengalokasikan anggaran pendidikan sebesar 2,3 Triliun Rupiah. Anggaran tersebut dialokasikan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) dan IPM Daerah melalui jalur pendidikan..
Demikian hal tersebut dikatakan Gubernur NTT, Emanuel Melkiades Laka Lena, Senin (07/10) dalam acara pertemuan bersama Koordinator Pengawas, Kepala Sekolah, perwakilan Guru, dan Ketua OSIS SMA/SMK/SLB se-Pulau Sumba di SMA Negeri 1 Waingapu, Sumba Timur.
“Dari total APBD Rp 5 triliun, sebanyak Rp2,3 triliun kita fokuskan untuk sektor pendidikan. Pendidikan adalah kunci meningkatkan kualitas SDM NTT sekaligus mengangkat IPM agar lebih kompetitif di tingkat nasional,” kata Melki Laka Lena.
Dihadapan semua stakeholder, Melki menyoroti terkait, kemampuan literasi dan numerasi yang cenderung menurun, meskipun di beberapa sekolah di Sumba telah menunjukkan perbaikan.
“Kondisi IPM kita, itu berada di peringkat 35, ini menunjukkan kualitas SDM kita masih rendah. Guru dan tenaga kependidikan harus serius memberikan layanan pendidikan yang berkualitas, termasuk mengenali potensi masing-masing peserta didik.” Jelasnya.
Ia menyarankan kepada semua guru agar bisa lebih tegas, dalam menentukan kelayakan siswa untuk naik kelas, agar tidak menghasilkan lulusan yang lemah dan tidak kompetitif.
“Kalau memang belum mampu, jangan dipaksakan. Jika dipaksakan, kita bukan sedang mendidik, tapi justru memanjakan mereka,” terangnya.
Selain itu, Gubernur Melki juga mengingatkan soal pentingnya membangun kedisiplinan, strategi, dan inovasi pembelajaran di sekolah, termasuk pemanfaatan teknologi secara tepat.
Namun demikian, Melki juga menekankan bahwa, buku pelajaran dan pembelajaran tatap muka tetap harus menjadi sarana utama agar siswa terbiasa berpikir kritis dan mandiri.
Saat ini, kata Melki, Pemprov NTT sedang berupaya menyiapkan regulasi jam belajar harian di rumah, untuk mendorong siswa memiliki aktivitas positif yang berorientasi pada peningkatan kemampuan akademik. (Haji Merah)