PANGANDARAN-kicaunews.com, Dalam upaya memberikan kontribusi pemikiran yang strategis bagi pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Pangandaran nomor urut 2, Ujang Endin dan Dadang Solihat. Sarasa Institute bekerja sama dengan Sekber Anies Pangandaran kembali menggelar diskusi terbatas. Diskusi ini menghadirkan narasumber kompeten, seperti Dr. Nur Dina Shahab, S.E., M.Sc. (akademisi manajemen strategik dan praktisi digitalisasi keuangan), Muhammad Fikri, S.T. (praktisi Artificial Intelegence), Bumantoro Adji, S.T. (Sekjen Sekber Anies Pangandaran), dan Tedi Yusnanda N. (Direktur Eksekutif Sarasa Institute).
*Inefisiensi Anggaran dan Solusi Digitalisasi*
Dr. Nur Dina, seorang ahli digitalisasi keuangan, alumni Software Engineering Dept., Kansas State University, menyoroti bahwa inefisiensi anggaran daerah seringkali berakar pada penggunaan sistem manual. “Sistem manual memiliki kelemahan besar dalam mendeteksi ketidaksesuaian secara real-time, yang akhirnya membuka ruang bagi penyimpangan anggaran. Tanpa digitalisasi, efisiensi maksimal sulit dicapai,” tegasnya.
Ia menggarisbawahi pentingnya adopsi teknologi dalam pengelolaan keuangan daerah sebagai bagian dari visi good governance. Dr. Nur Dina menjelaskan, “Mekanisme insentif dan disinsentif berbasis kinerja bisa diintegrasikan ke dalam sistem digital. Dengan begitu, daerah dapat memastikan alokasi anggaran yang efektif dan transparan.” ungkapnya.
Ia juga memaparkan bahwa langkah ini sejalan dengan prinsip keberlanjutan dalam Visi Indonesia Maju. Digitalisasi, lanjutnya, bukan hanya sekadar modernisasi, tetapi sebuah kebutuhan mendesak untuk membangun kepercayaan publik dan memutus rantai penyimpangan anggaran.
*Artificial Intelligence: Masa Depan Keuangan Daerah*
Muhammad Fikri, S.T., pakar Artificial Intellegence/AI (kecerdasan buatan), menambahkan bahwa penerapan AI dalam sistem keuangan daerah dapat memberikan solusi konkret. “AI mampu mendeteksi pola pengeluaran yang tidak efisien, mencegah kebocoran, dan membantu Pemerintah dalam memprediksi kebutuhan anggaran di masa depan,” ujarnya.
Menurutnya, implementasi AI tidak hanya akan meningkatkan efisiensi tetapi juga menciptakan model tata kelola keuangan yang modern, memungkinkan Pangandaran bersaing dengan daerah maju lainnya. “Dengan teknologi seperti ini, Pangandaran dapat menjadi teladan dalam modernisasi tata kelola keuangan,” tambah Fikri.
*Pentingnya SDM dan Pengawasan Anggaran*
Tedi Yusnanda N. dari Sarasa Institute menegaskan bahwa pengembangan sumber daya manusia harus berjalan seiring dengan digitalisasi. “Tanpa peningkatan kapasitas SDM, teknologi yang maju hanya akan menciptakan kesenjangan,” katanya.
Ia juga menyoroti perlunya pengawasan ketat dalam penataan anggaran. “Dari penerimaan, hindari praktik mark down, dan dari pengeluaran, cegah mark up. Digitalisasi bisa menjadi alat yang efektif untuk memastikan akuntabilitas,” tegas Tedi.
Dalam diskusi tersebut, ia juga memperkenalkan konsep smart city sebagai bagian dari strategi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Mengutip teori tata kota modern dan peradaban kontemporer, Tedi menjelaskan bahwa implementasi smart city akan memberikan dampak nyata dalam pembangunan daerah yang berkelanjutan.
*Sekber Anies dan Komitmen Digitalisasi*
Sekjen Sekber Anies Pangandaran, Bumantoro Adji, S.T., menegaskan bahwa pengelolaan keuangan yang efisien dan transparan adalah kunci keberhasilan pelaksanaan anggaran daerah. “Inovasi seperti Cash Management System (CMS) memungkinkan monitoring aliran kas secara real-time, mengurangi risiko penyalahgunaan, dan memastikan anggaran digunakan sesuai rencana,” jelasnya.
Bumantoro menambahkan bahwa adopsi digitalisasi dalam tata kelola keuangan daerah bukan lagi sebuah pilihan, melainkan keharusan. “Ini adalah langkah penting untuk meningkatkan kepercayaan publik terhadap pemerintah daerah,” katanya.
*Menuju Pangandaran Bangkit*
Diskusi ini menegaskan komitmen Sekber Anies Pangandaran untuk memberikan masukan strategis kepada pasangan Ujang Endin dan Dadang Solihat. Dengan integrasi teknologi dan tata kelola berbasis good governance, Kabupaten Pangandaran berpeluang menjadi model daerah modern yang efisien dan transparan.
Melalui diskusi ini, visi “Pangandaran Bangkit, Maju, Sejahtera, dan Merata” semakin mendekati realisasi. Digitalisasi, yang dipadukan dengan pengembangan SDM dan pengawasan ketat, akan menjadi kunci keberhasilan membangun Pangandaran yang lebih baik.
***NZ***