JAKARTA, KICAUNEWS.COM- Koordinator Simpul Aktivis 98 (SIAGA 98) mengatakan penetapan Kepala Basarnas Marsdya Henri Alfiandi, menurut Hasanuddin merupakan bukti KPK menegakkan hukum tanpa tebang pilih sebagai komitmen membersihkan Indonesia dari praktik korupsi.
“Siaga 98 memandang bahwa TNI adalah salah satu institusi yang melaksanakan agenda reformasi dalam hal kembali ke fungsi pertahanan semata dan memiliki kepercayaan publik tinggi,” -ucap Hasanuddin (28/07)
Mengenai kisrus soal penolakan TNI pada penangkapan Kepala Basarnas, Hasanuddin menyebut Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) merupakan institusi sipil, sehingga perwira aktif TNI yang ditugaskan harus tunduk kepada hukum sipil.
Demikian pendapat Koordinator Simpul Aktivis Angkatan 98 (Siaga 98) Hasanuddin terkait penetapan tersangka Kepala Basarnas oleh KPK atas kasus suap.
“Perwira TNI aktif yang ditugaskan di Basarnas harus tunduk pada hukum sipil,” -kata Hasanuddin melalui wawancara tertulisnya, Jumat (28/7).
“Termasuk dalam hal ini tindak pidana korupsi,” tegasnya.
Hasanuddin mengatakan, permintaan maaf Wakil Ketua KPK Johanis Tanak merupakan wujud KPK menghormati TNI sebagai sebuah institusi negara.
“Namun, hal hukumnya, tentu akan jalan terus,” -ujar dia.
Hasanuddin berkeyakinan, KPK dan TNI akan bahu membahu dalam menangani perkara kasus korupsi Basarnas ini demi tegaknya supremasi sipil dan pemberantasan korupsi. (ri)