JAKARTA, KICAUNEWS.COM — Beberapa hari sudah terlewati, tetapi Reuni Akbar 212 yang dihadiri kurang lebih 13.4 Juta Mujahid-Mujahidah yang diselenggarakan di monas pada minggu 2/12/2018 kemarin masih terus diperbincangkan bahkan menjadi trading topik.
Seperti acara Indonesia Lowyers Club (ILC) TV ONE yang mengangkat tema ‘Pasca Reuni 212: Menakar Elektabilitas Capres 2019’ pada 4/12/2018.
Dari beberapa Narasumber yang hadir di acara tersebut, redaksi sedikit mengutip beberapa perkataan yang dikatakan Pengamat Rocky Gerung yang mungkin bisa dijadikan bahan untuk renungan kita bersama.
- Kalau pers Indonesia sampai tidak memberitakan peristiwa 212 kemarin, maka pers nasional telah memalsukan sejarah.
- Reuni 212 adalah reuni akal sehat.
- Di Reuni 212 ada kepemimpinan intelektual. Bahwa ide bisa menghasilkan perubahan.
- Orang ribut tentang jumlah. Itu sudah tidak penting. Gerakan 212 telah berubah dari kuantitas menjadi kualitas.
- Ngapain kita resah dengan sesuatu yang politis. Semua kejadian sekarang ini politis. Termasuk Jokowi bagi-bagi sertifikat itu politis. Tiap hari petahana curi start itu politis.
- Saya tidak netral, karena saya tidak mengkritik Prabowo. Saudara sendiri bilang Prabowo tidak punya prestasi. Ngapain saya kritik orang yang tidak punya prestasi.
- Yang saya kritik adalah orang yang mengklaim prestasi orang. Pak Jokowi banyak mengklaim prestasi orang. Makanya dia saya kritik.
- Saya kira saya memang sering menyesatkan. Tapi saya menyesatkan orang di jalan yang benar.
- Reuni 212 menimbulkan semacam kegugupan. Orang gugup karena membayangkan potensinya kemana. Efeknya pada elektabilitas apa. Kalau tidak gugup, ngapain anda hitung-hitung.
Simak selengkapnya: https://youtu.be/arlHS3dQ4cE
Komentar