JAKARTA, KICAUNEWS.COM – Ketimpangan ekonomi dan kemiskinan di Indonesia, masig menjadi persoalan akut, yang harus dientaskan oleh Pemerintahan Jokowi-JK. Sebab, saat ini capainnya belum maksimal dan masih belum sesuai harapan.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Kecuk Suhariyanto menilai, masalah kemiskinan dan ketimpangan masih menjadi pekerjaan rumah yang perlu dibenahi pemerintah Jokowi JK di sisa masa tugasnya yang tinggal dua tahun lagi.
“Kalau melihat capaiannya bagus. Tapi harus diakui, belum sesuai harapan, makanya masih banyak yang perlu dibenahi,” ujar Kepala BPS, Kecuk Suhariyanto, seperti dilansir Rakyat Merdeka Online. Selasa (17/10).
Kecuk mengatakan, pertumbuhan ekonomi di Indonesia saat ini cenderung lebih baik, dibandingkan pada tahun 2014. Namun meskipun demikian, Kecuk tak menampik, penurunan angka kemiskinan, masih dibawah yang ditargetkan.
Lebih lanjut, Kecuk menilai, ketimpangan ekonomi, masih menjadi tantangan besar, ketimpangan ini terjadi tidak hanya antar masyarakat, tapi juga antar daerah.
“Saya kira diperlukan penajaman untuk penanggulangan kemiskinan dan kesenjangan agar hasilnya lebih optimal,” lanjut Kecuk.
Tidak hanya itu, Kecuk juga memberikan pesan khusus pada Anies Rasyid Baswedan dan Sandiaga Salahuddin Uno, yang kemarin baru saja dilantik menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta.
Kecuk menegaskan, agar Anies-Sandi bisa memberikan perhatian khusus terhadap persoalan ketimpangan dan kemiskinan yang ada di Jakarta. “Ketimpangan di Jakarta tinggi. Ini masih menjadi masalah utama di Jakarta yang harus menjadi perhatian,” jelas Kecuk.
Berdasarkan catatan BPS, pada Maret 2017, tingkat ketimpangan pendapatan penduduk DKI Jakarta yang diukur oleh Gini Ratio tercatat sebesar 0,41. Angka ini meningkat tipis sebesar 0,01 poin jika dibandingkan dengan Gini Ratio September 2016 yang sebesar 0,40.
Sementara itu jika dibandingkan dengan Gini Ratio Maret 2016 yang sebesar 0,41, Gini Ratio Maret 2017 tidak mengalami perubahan signifikan.
Selain itu, jumlah penduduk miskin di DKI Jakarta pada Maret 2017 sebesar 389,69 ribu orang (3,77 persen). Dibandingkan dengan September 2016 (385,84 ribu orang atau 3,75 persen), jumlah penduduk miskin meningkat sebesar 3,85 ribu atau meningkat 0,02 poin. (Editor: Redaksi/Haji Merah).
Komentar